Ladies,
beberapa waktu lalu, sebuah video pidato dari Erica Goldson di Youtube menjadi
begitu fenomenal. Ini menjadi semacam 'pidato pengakuan' yang dilakukan siswi
terbaik di sekolahnya itu. Vemale akan mengulas sejenak pada Anda.
Ladies,
sejak kecil kita dididik untuk mau belajar. Semakin rajin mengerjakan pe-er,
rajin belajar dan mendapat nilai yang bagus saat ulangan, maka kita dinilai
'bagus'. Namun seringkali kita lupa pada hakekat 'belajar' itu sendiri. Itulah
yang dirasakan oleh Erica.
Dalam
pidatonya yang seharusnya menjadi momen membanggakan itu, Erica mengakui bahwa
dirinya takut. Mengapa?
Erica
memang adalah siswi terpandai di sekolahnya. Ia memang selalu mendapatkan nilai
terbaik dan seharusnya bisa bangga dengan dirinya saat mengucapkan pidato tersebut.
Namun setelah direnungkan, ia mengakui bahwa dirinya tidaklah lebih pintar dari
teman-temannya.
Selama
ini Erica hanya menjalankan apa yang diperintahkan padanya. PR, ulangan, dan
aturan sekolah. Ia hanya mengikuti aturan tersebut begitu saja agar ia
terhindar dari hukuman, tidak lulus dan formalitas lainnya. Kenyataan ini
mungkin menunjukkan betapa rajin dan tertibnya Erica. Setelah ini ia akan
lulus, mendapatkan ijazah dan siap bekerja.
Namun
Erica adalah seorang manusia yang berpikir dan mencari pengalaman hidup, bukan
pekerja. Menurutnya pekerja adalah orang yang terjebak dalam rutinitas dan
sistem yang mengatur serta membatasi mereka.
"Sekarang,
saya telah berhasil menunjukkan kalau saya adalah budak terpintar. Saya
melakukan apa yang disuruh kepadaku secara ekstrim baik. Di saat orang lain
duduk melamun di kelas dan kemudian menjadi seniman yang hebat, saya duduk di
dalam kelas rajin membuat catatan dan menjadi pengikut ujian yang
terhebat." ujar Erica.
Semua
rutinitas pendidikan formal yang ia jalani membuatnya terbiasa untuk tekun,
namun tidak terbiasa untuk menyadari 'pelajaran' yang sebenarnya. Hal inilah
yang membuatnya takut untuk melangkah setelah kelulusan tiba.
Dalam
pidatonya, ia nampak menyesali karena semasa sekolah ia seperti tidak 'hidup'.
Saat temannya lupa mengerjakan PR karena sibuk mengerjakan hobi mereka, Erica
memang sudah siap dengan PR yang tuntas dikerjakan. Saat teman-temannya membuat
lirik lagu, Erica memang sudah memiliki catatan pelajaran atau bahkan mengambil
ekstra SKS.
Karena
sibuk belajar, Erica tak sempat memikirkan hobi dan hal apa yang diinginkannya.
Ia pun belajar hanya demi lulus, bukan sebenar-benarnya belajar untuk
mempersiapkan hidup di masa depan. Hal inilah yang menjadi pengakuan terpendam
Erica, betapa rutinitas sekolah ternyata membuatnya kini terhenyak bahwa ia
hanya belajar untuk lulus.
Pidato
Erica ini memberikan pelajaran bagi kita yang belajar, kita yang akan
membelajari dan kita yang akan memiliki anak-anak kita nantinya. Semua orang
memang butuh berprestasi, butuh bekal teori, namun jangan lupa untuk memenuhi
bekal hidup.
Masa
muda adalah masa yang baik untuk memiliki impian, memiliki apa yang Anda
inginkan dan berusaha mewujudkannya. Jangan terjebak dalam rutinitas sekolah
yang memenjarakan, namun imbangi dengan kehidupan sosial dan kehidupan untuk
Anda sendiri.
So, jalan kehdupan kita adalah milik kita.meskipun takdir Allah selalu menyertai kita. Allah tidak akan merubah kehidupan siapaun yang tidak mau berusaha. kerjar impian dan keinginan yang ingin kita capai segigih mungkin sehingga kita dapat menggapainya dengan sempurna. MAN JADDA WA JADDA! Allah selalu menyertai kesungguhan kita. semoga sukses untuk kita.
0 komentar:
Posting Komentar