Efektivitas dan efisiensi
merupakan indikator dari produktivitas.
Efektivitas mengacu kepada pencapaian target secara kuantitas dan
kualitas suatu sasaran program. Makin
besar persentase target suatu program yang tercapai makin tinggi tingkat
efektivitasnya. Efektivitas
berkaitan dengan kualitas, sedangkan efisiensi merupakan
refleksi hubungan antara output dan input yang bersifat kuantitas. Efisiensi
berkaitan dengan besarnya input untuk menghasilkan output dan besarnya tingkat
pemborosan. Efektivitas merupakan refleksi kemampuan untuk mempengaruhi
terjadinya suatu produk. Keefektifitasan menunjukkan besarnya pengaruh
terhadap suatu proses produksi.“Effectiveness=quantityxquality, and if
either is zero there is no effectiveness”. (Holzer and Nagel, 1984). Jadi
keefektivitan suatu usaha secara implisit mengandung makna kuantitas dan
kualitas.
Achmad Sanusi (1988) dalam Sistem Manajemen
Pendidikan di Indonesia efektivitas menekankan kepada relevansi dan
adaptabilitas suatu keputusan dalam rencana dan program terhadap dinamika
nilai-nilai dalam hubungan interpersonal pegawai serta lingkungan
budayanya. Efisiensi diartikan sebagai
bentuk upaya untuk mengukur dan menguji secara empiris hubungan antara input
dan output. Dari sisi produk efisiensi
terjadi apabila biaya yang dikeluarkan minimal dan mendatangkan keuntungan yang
sepadan.
Efisiensi menunjukkan secara
tegas garis pembatas antara sejumlah biaya maksimum untuk membiayai beberapa
input secara kuantitas dan proporsional
sehingga menghasilkan sejumlah output menurut standar mutu yang telah
ditetapkan.
Djam’an Satori (2000) mengemukakan sekolah
efektif dalam perspektif manajemen, merupakan proses pemanfaatan seluruh sumber
daya sekolah yang dilakukan melalui tindakan yang rasional dan sistematik (mencakup perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan tindakan, dan pengendalian) untuk mencapai tujuan sekolah secara
efektif dan efisien. Selanjutnya jika dilihat dalam perspektif ini, dimensi dan
indikator sekolah efektif dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Layanan belajar bagi
siswa
Dimensi ini mencakup seluruh
kegiatan yang ditujukan untuk menciptakan mutu pengalaman belajar. Yang menjadi indikator mutu layanan adalah :
Ø Mutu mengajar guru
Aspek ini
merupakan refleksi dari
kinerja profesional guru
yang ditunjukan dalam penguasaan
bahan ajar, metode dan teknik mengajar untuk mengembangkan interkasi
dan suasana belajar mengajar yang menyenangkan,
pemanfaatan fasilitas dan sumber belajar, melaksanakan evaluasi hasil
belajar.
Indikator mutu
mengajar dapat pula dilihat dalam dokumen perencanaan mengajar,
catatan khusus siswa bermasalah, program pengayaan, analisis tes hasil belajar, dan sistem
informasi kemajuan/prestasi belajar siswa.
Ø Kelancaran layanan
belajar mengajar
Sesuai dengan jadwal
layanan belajar mengajar
merupakan “core bussiness” sekolah. Bagaimana
kelancaran layanan tersebut, sesuai dengan jadwal yang telah disusun
merupakan indikator penting kinerja manajemen sekolah
efektif. Adanya gejala “kelas bebas”
karena guru tidak masuk kelas
atau para siswa tidak belajar
disebabkan oleh interupsi rapat sekolah
atau kegiatan lainnya merupakan keadaan yang tidak boleh dianggap wajar.
Ø Umpan balik yang
diterima siswa
Siswa sepatutnya memperoleh
umpan balik yang
menyangkut mutu pekerjaannya, seperti hasil ulangan, ujian atau tugas-tugas yang telah dilakukannya. Layanan keseharian
guru terhadap siswa. Untuk kepentingan
pengajaran atau hal
lainnya, murid memerlukan menemui gurunya untuk
berkonsultasi. Kesediaan guru untuk melayani konsultasi siswa sangat penting
untuk mengatasi kesulitasn belajar.
Ø Kepuasan siswa
terhadap layanan mengajar guru
Siswa merupakan kastemer primer di sekolah, dan
oleh karenanya mereka sepatutnya
mendapatkan kepuasan atas
setiap layanan yang ia terima di
sekolah. Kenyamanan ruang kelas. Ruang kelas yang baik memenuhi kriteria ventilasi, tata cahaya, kebersihan, kerapihan,
dan keindahan akan
membuat para penghuninya
merasa nyaman dan aman berada di dalamnya. Ketersediaan fasilitas belajar Sekolah memiliki
kewajiban menyediakan setiap
fasilitas yang mendukung implementasi kurikulum,
seperti laboratorium, perpustakaan fasilitas olah raga dan kesenian, dan fasilitas lainnya
untuk pengembangan aspek-aspek
kepribadian. Kesempatan siswa menggunakan berbagai fasilitas sekolah. Sesungguhnya
sekolah diartikan untuk melayani para
siswa yang belajar dan oleh
karenanya para siswa hendak
diperlukan sebagai pihak
yang harus menikmati penggunaan
setiap fasilitas yang
tersedia di sekolah, seperti
fasilitas olah raga, kesenian dalam segala
bentuknya,ruang serba guna, kafteria,
mushola, laboratorium, perpustakaan,
komputer, internet dan lain sebagainya.
Ø Pengelolaan dan
layanan siswa
Seperti telah diungkapkan
terdahulu, siswa adalah kastemer primer layanan pendidikan. Sebagai kastemer,
para siswa sepatutnya memperoleh kepuasan.Kepuasan tersebut menyangkut;(1) mutu
layanan yang berkaitan dengan kegiatan belajarnya, (2) mutu layanan dalam menjalani tugas-tugas perkembangan
pribadinya, sehingga mereka lebih memahami realitas dirinya dan dapat mengatasi
sendiri persoalan-persoalan yang dihadapinya, dan (3) pemenuhan kebutuhan
kemanusia- annya (dari kebutuhan dasar, rasa aman, penghargaan, pengakuan dan
aktualisasi diri). Untuk menjamin
layanan tersebut, sekolah yang efektif akan menyediakan layanan bimbingan
konseling dan sistem informasi yang menunjang. Demikian pula layanan untuk
mememuhi bakat dan minat anak dalam bentuk pengembangan program-program extra
kurikuler mendapat perhatian yang berarti.
Dalam kondisi seperti disebutkan, sekolah yang efektif memiliki siswa
yang disiplin dengan motivasi belajar yang tinggi.
Ø Sarana dan prasarana
sekolah
Sarana dan prasarana atau
disebut sebagai fasilitas sekolah mencakup, gedung, lahan dan peralatan
pelajaran. Aspek penting dari gedung
tersebut adalah kualitas fisik dan kenyamanan ruang kelas di mana “core
bussiness” pendidikan di sekolah diselenggarakan. Aspek lain dari gedung adalah
kualitas fisik dan kenyamanan ruang manajemen (ruang kerja kepala sekolah dan
layanan administratif),ruang kerja.
Uraian tersebut, memperkuat pemahaman bahwa sekolah sebagai institusi yang
mempersiapkan sumber daya manusia unggul sudah selayaknya mempunyai
kekuatan-kekuatan yang didukung indikator yang terukur termasuk masalah
efektivitas. Efektivitas organisasi termasuk lembaga pendidikan, sangat erat
kaitannya dengan kinerja organisasi itu sendiri, yang dibangun oleh kekuatan
personil, kelompok dan organisasi secara totalitas.
0 komentar:
Posting Komentar