Selain memilik tujuan, implementasi Manajemen berbasis
sekolah juga memiliki beberapa manfaat diantaranya memberikan kebebesan dan
kekuasaan yang besar pada sekolah disertai seperangkat tanggung jawab. Dengan
adanya otonomi yang memberikan tanggung jawab pengelolaan sumberdaya dan
pengembangan strategi MBS sesuai dengan kondisi setempat, sekolah dapat
meningkatkan kesejahteraan guru sehingga dapat lebih berkonsentrasi pada tugas.
Keleluasan dalam mengelola sumberdaya dan dalam menyertakan masyarakat untuk
berpartisipasi, mendorong profesionalisme kepala sekolah dalam peranannya
sebagai manajer maupun pemimpin sekolah. Selain itu dengan diberikannya
kesempatan pada kepala sekolah untuk menyusun kurikulum, maka guru didorong untuk
berinovasi dengan melakukan eksperimentasi-eksperimentasi dilingkungan sekolahnya. Dengan demikian, MBS
mendorong profesionalisme guru dan kepela sekolah sebagai pemimpin pendidikan
di sekolahnya. Melalui penyusunan kurikulum efektif inilah akan timbul rasa
tanggap sekolah terhadap kebutuhan setempat meningkat dan menjamin layanan
pendidikan sesuai dengan tuntutan peserta didik dan masyarakat sekolah.
Prestasi peserta didik dapat dimaksimalkan melalui peningkatan partisipasi
orang tua, misalnya, orang tua dapat mengawasi langsung proses belajar anaknya.
Menurut Kathleen penerapan MBS yang efektif secara spesifik
mengidentifikasi beberapa manfaat diantaranya yaitu:
a.
Memungkinkan
orang-orang yang kompeten di sekolah untuk mengambil keputusan yang akan meningkatkan
pembelajaran.
b.
Memberi
peluang bagi seluruh anggota sekolah untuk terlibat dalam pengambilan keputusan
penting.
c.
Mendorong
munculnya kreativitas dalam merancang bangun program pembelajaran.
d.
Mengarahkan
kembali sumber daya yang tersedia untuk mendukung tujuan yang dikembangkan di
setiap sekolah.
e.
Menghasilkan
rencana anggaran yang lebih realistik ketika orang tua dan guru makin menyadari
keadaan keuangan sekolah, batasan pengeluaran, dan biaya program-program
sekolah
f.
Meningkatkan
motivasi guru dan mengembangkan kepemimpinan baru di semua level (Kathleen,
ERIC_Digests, downloaded April 2002).
Dengan pemberian ruang gerak yang luas, diharapkan pada
sekolah akan muncul kreativitas, tanggung jawab, dan upaya yang sungguh-sungguh
untuk mengembangkan sekolah. Selain itu dengan adanya control dari masyarakat
dan monitoring dari pemerintah pengelolaan sekolah menjadi lebih akuntabel, transparan,
egaliter, dan demokratis, serta menghapuskan monopoli dalam pengelolaan pendidikan.
untuk kepentingan tersebut diperlukan kesiapan pengelola pada berbagai level
untuk melakukan perannya sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawab. Disamping
itu dalam jangka panjang MBS akan mendorong tumbuhnya ciri-ciri khusus sekolah
sesuai dengan potensi daerah setempat, misalnya, di daerah yang memiliki
potensi kesenian sangat dimungkinkan akan muncul sekolah yang memiliki
keunggulan dibidang kesenian. Sekolah lain mungkin akan muncul dengan ciri khas
bidang matematika, agama, olah raga, dan sebagainya. Dalam jangka panjang keunggulan
yang bervariasi ini akan menjadi awal kebanggaan warga sekolah dan masyarakat
sekitar.
Oleh
karena itu, bila dilihat dari beberapa tujuan dan manfaatnya maka MBS dapat
dikatakan sebagai wahana penumbuhan School Based Development (SBD),
artinya pengembangan sekolah yang didasarkan atas potensi yang dimiliki. Dengan
pemikiran ini setiap sekolah memiliki potensi menjadi sekolah unggul, asal
mampu mendayagunakan keunggulan-keunggulan yang ada dalam lingkungannya.
Keunggulan dalam pengertian ini tidak ditafsirkan secara tunggal, dengan NEM
saja. Dengan penerapan MBS, maka fungsi birokrasi pendidikan lebih banyak
memandu dan bukan melaksanakan sendiri oprasional pendidikan.
0 komentar:
Posting Komentar