Pembelajaran merupakan suatu
upaya yang dilakukan oleh guru, instruktur atau pembelajar dengan tujuan untuk
membantu siswa (Setyosari; 2003: 6). Senada dengan hal itu juga diungkapkan
oleh Degeng (1998), bahwa pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa,
secara khusus pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan oleh guru,
instruktur, pembelajar dengan tujuan untuk membantu siswa atau peserta didik.
Menurut Muhaimin (1996: 99),
pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa/peserta didik untuk belajar.
Kegiatan ini akan mengakibatkan siswa mempelajari sesuatu dengan cara lebih
efektif dan efisien.
Sedangkan menurut Hamalik
Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling
mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran. (Hamalik, 2003: 57).
Dari beberapa pendapat di atas,
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah usaha manusia yang dilakukan dengan
tujuan untuk membantu menfasilitasi belajar orang lain.
Manusia terlibat dalam sistem
pengajaran yang terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga
laboratorium. Material, meliputi buku-buku, papan tulis, dan kapur,
fotografi, slide dan film, audio dan tape. Fasilitas dan perlengkapan,
terdiri dari ruang kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur,
meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan
sebagainya.
Rumusan tersebut tidak terbatas
dalam ruang saja. Sistem pembelajaran dapat dilaksanakan dengan cara membaca
buku, belajar di kelas atau di sekolah, karena diwarnai oleh organisasi dan
interaksi antara berbagai komponen yang saling berkaitan, untuk membelajarkan
peserta didik.
Madrasah tidak ubahnya sebagai
intitusi atau lembaga. Sebagai sebuah lembaga, madrasah mengembang misi
tertentu yaitu melakukan proses pendidikan, proses sosialisasi, dan proses
transformasi anak didik, dalam rangka mengatarkan mereka siap mengikuti
pendidikan pada jenjang berikutnya. Sebagai institusi atau lembaga madrasah
menyelenggarakan berbagai aktivitas pembelajaran yang melibatkan berbagai macam
komponen, sehingga menuntut adanya manajemen pembelajaran yang baik dalam
rangka mencapai tujuan pembelajaran dan institusional madrasah.
Secara garus besar aktivitas
pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah (MI), baik negeri maupun swasta dapat
dibagi menjadi tiga kelompok. Pertama, aktivitas pembelajaran kurikuler,
seperti pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI), pembelajaran Eksakta (Sain&Matematika),
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan Alam (IPA), pembelajaran
Kerajinan Tangan dan Kesenian (Kertakes), pembelajaran Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan (Penjaskes). Kedua, aktivitas pembelajaran ekstrakurikuler,
seperti kegiatan pramuka, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), olah raga, kesenian. Ketiga,
aktivitas pembelajaran lainnya seperti upacara bendera yang
diselenggarakan pada setiap hari senin
dan senam pagi. Masing-masing jenis aktivitas pembelajaran tersebut harus
memiliki tujuan kurikuler. Namun semua aktivitas pembelajaran harus dipadukan
sedemikian rupa dan diarahkan pada pencapaian tujuan, tepatnya tujuan Madrasah
Ibtidaiyah (MI). demikian pula, agar aktivitas pembelajaran antara yang satu
dan lain tidak terjadi tumpang tindih, maka dibutuhkan manajemen pembelajaran
yang baik. (Bafadhal, 2003: 53)]
0 komentar:
Posting Komentar