Tugas
kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan yaitu menetapkan arah lembaga
pendidikan melalui perumusan visi, misi, dan tujuan sekolah yang berorientasi
ke masa depan. Selanjutnya kepala sekolah bersama wakil kepala sekolah bidang
kurikulum sebagai manajer program pembelajaran, melakukan penyusunan program
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan masyakarat di masa depan
yaitu masyarakat belajar (learning society) dan masyarakat ilmiah (scientific
society). (Soedrajat, 2005: 43)
Kepala
sekolah yang interpreneur mengupayakan efektivitas dan efisiensi manajemen
pendidikan dan pembelajaran di sekolah agar semua tujuan pembelajaran dapat
tercapai. Secara operasional, manajemen pembelajaran adalah pelaksanaan
fungsi-fungsi manajemen pada komponen pembelajaran, yaitu: siswa, guru, tujuan,
materi, metode, sarana/alat dan evaluasi. Ruang lingkup manajemen pembelajaran
dapat digambarkan dengan matriks pada bagan sebagai berikut:
Fungsi
|
Peren-canaan.
(A)
|
Pengor-ganisa-sian.
(B)
|
Pengge-rakkan.
(C)
|
Penga-wasan.
(D)
|
Evalu-asi.
(E)
|
||
1. Siswa
|
A.1
|
B.1
|
C.1
|
D.1
|
E.1
|
||
2. Guru
|
A.2
|
B.2
|
C.2
|
D.2
|
E.2
|
||
3. Tujuan
|
A.3
|
B.3
|
C.3
|
D.3
|
E.3
|
||
4. Materi
|
A.4
|
B.4
|
C.4
|
D.4
|
E.4
|
||
5. Metode
|
A.5
|
B.5
|
C.5
|
D.5
|
E.5
|
||
6.
Sarana/Alat
|
A.6
|
B.6
|
C.6
|
D.6
|
E.6
|
||
7. Evaluasi
|
A.7
|
B.7
|
C.7
|
D.7
|
E.7
|
||
8.
Lingkungan/Konteks
|
A.8
|
B.8
|
C.8
|
D.8
|
E.8
|
Gambar
5. Ruang lingkup Manajemen Pembelajaran
(Adaptasi,
Suderadjat, 2005: 44)
Secara
matematis, matriks dalam bagan di atas menggambarkan adanya 40 kegiatan
manajemen pembelajaran, yaitu mulai dari kegiatan A.1, hingga kegiatan E.8.
Matriks dalam bagan tersebut dapat digunakan untuk membantu mengidentifikasi kegiatan
yang diperlukan dalam manajemen pembelajaran. Tidak berarti dalam menajemen pembelajaran
harus terdiri dari 40 kegiatan.
Proses
pembelajaran selain diawali dengan perencanaan yang bijak, serta didukung
dengan komunikasi yang baik, juga harus didukung dengan pengembangan strategi
yang mampu membelajarkan siswa. Pengelolaan pembelajaran merupakan suatu proses
penyelenggaraan interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar.
Menurut Dunkin dan Biddle
(1974: 38), proses pembelajaran berada dalam empat variabel interaksi, yaitu:
1) variabel pertanda (presage variables) berupa pendidik; 2) variabel
konteks (contex variables) berupa peserta didik; 3) variabel proses
(process variables); dan 4) variabel produk (product variables) berupa
pekembangan peserta didik baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang optimal, maka keempat variabel pembelajaran
tersebut harus dikelola dengan baik. Berikut uraian pengelolaan variabel
pembelajaran.
0 komentar:
Posting Komentar