Rabu, 17 April 2013

PERKEMBANGAN PENDIDIKAN MASA TURKI USTMANI


Awal dari terbentuknya pendidikan yang dimulai dari halaqah-halaqah kemudian seiring dengan berkembangnya jaman pada akhirnya mendirikan sebuah tempat yang fungsinya sebagai pengganti dari halaqah, tidak lain adalah merupakan salah satu bentuk perkembagan pendidkan pada masa Turki Utsmani. Disamping itu ada pengembagan mata pelajaran yang sesuai dengan keadaan pada waktu itu.
Mulai dari administrasi personil sekolah yang dimaksud adalah pegawai atau karyawan yang bertugas menjalankan program sekolah. Sesuai yang dimaksud disini adalah seorang mudarris atau guru yang bertugas sebagai karyawan sekaligus merangkap sebagai pimpinan tiap-tiap bangunan.
Sedangkan administrasi kurikulum, yang dimaksud adalah bahan ajar atau kumpulan bermacam-macam mata pelajaran.[1] Dengan demikian maka administrasi kurikulum di Turki Utsmani seara rinci yaitu:
1)    Rencana pelajaran Kuttab (pendidikan dasar), meliputi sains, tata bahasa Arab, logika, ilmu ukur, ilmu agama dan retorik.
2)   Rencana pelajaran tingkat menengah, meliputi ilmu pengetahuan, fiqh, dan analisa al-Qur’an atau Tafsir.
3)      Rencana pelajaran tingkat tinggi, meliputi ilmu hokum, ilmu agama, dan retorika.
4)  Pelajaran tambahan sifatnya umum, meliputi kaligrafi, tata bahasa Arab, retorika, sya’ir, ilmu pengetauan logika, filsafat, ilmu perbintangan, ilmu analisa al-Qur’an/tafsir, doktrin iman, sejarah nabi dan sahabat nabi, dasar hukum Islam, Jurisprudensi/fiqh, seperti halnya ilmu agama dan etika.
Administrasi sarana dan prasarana pendidikan yaitu alat tidak langsung maupun langsung untuk mencapai tujuan seperti bangunan sekolah, ruangan, buku dan perpustakaan.[2] Madrasah Turki Utsmani mempunyai beberapa bangunan yang terpisah dengan masjid yang dijadikan sebagai ruang-ruang kelas dengan tingkat yang berbeda-beda.
Bagian sarana dan prasarana ini terdapat sistem waqaf yang sangat membantu dalam pengelolaan madrasah. Dengan sitem tersebut maka kebutuhan baik berupa biaya operasional sekolah maupun upah karyawan atau guru/mudarris dapat terakomodir dengan baik.
Sedangkan administrasi pada siswa, yaitu pengelolaan data siswa dan hal-hal yang bersifat pengembangan. Pada madrasah Turki Utsmani secara rinci tidak dijelaskan bagaimana pendataan siswa, tetapi dengan melihat gambaran data yang menjelaskan bahwa adanya standar nilai dan juga adanya tingkatan-tingkatan dalam pelajaran, selain itu juga bentuk pengembangan siswa pada masa itu bersifat praktis, yaitu bagi siwa yang berprestasi maka siswa itu ditunjuk oleh gurunya untuk mengajar di kelas bawahnya sebagai asisten pengajar.
Sampai pada akhirnya sampai dengan tahun 1924 pendidikan modern, di luar beberapa sekolah militer, hampir terbaas pada masyarakat minoritas non-muslim bagi masyarakat muslim, pendidikan berarti pendidikan agama.[3]
Sistem pendidikan sangat terpusat, kurikulum, buku bacaan dasn penempatan guru ditentukan oleh Ankara. Metode pendidikan dasar menganut paduan antara sistem Jerman dan Austria, kemudian dicampur dengan ide-ide Amerika, sekolah menengah dilaksanakan dengan system Prancis, sekolah Teknik dengan sistem Belgia semua ini menyulitkan siswa ketika lulus dari satu jenjang dan masuk ke jenjang yang lebih tinggi.



[1] Daryanto, Op., Cit., hlm. 37
[2] Ibid., hlm. 51
[3] Syafiq A. Mughni, Op., Cit., hlm. 160

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting