Pada organisasi dan proses bisnis yang dilaksanakan pada fungsi Penelitian
& Laboratorium dengan sasaran mutu yang setiap tahun terus dilakukan
peningkatan maka penerapan sistem mutu ISO 9001-2000 dapat memenuhi delapan
prinsip manajemen mutu yaitu :
1. Fokus Pada Pelanggan
Pelanggan dalam hal ini bisa dari intern maupun
dari luar Pertamina. Setiap tahun ditetapkan dan dievaluasi pencapaian target
yang terkait dengan peningkatan, baik pendapatan maupun jumlah proyek yang akan
dikerjakan sesuai dengan sasaran mutu yang telah ditetapkan. Untuk hal ini yang
bisa menjadi contoh adalah saat pelaksanaan proyek usulan penambahan parameter
uji pada salah satu produk non bahan bakar minyak yang sudah digunakan oleh
industri. Karena adanya isu lingkungan yang memerlukan adanya parameter terkait
dengan
lingkungan, maka Penelitian & Laboratorium menambahkan parameter
seperti yang diusulkan oleh pengguna, walaupun nantinya mungkin ada implikasinya
terhadap finansial terkait SDM dan peralatan serta bahan kimia yang harus digunakan,
maka harus direncanakan anggarannya dalam hal ketersediaan segala sesuatunya
yaitu SDM, peralatan dan bahan kimia yang diperlukan.
2. Kepemimpinan
Pemimpin dalam hal ini sangat menentukan arah dan kebijakan yang diambil.
Ada
pemimpin yang mengutamakan pada suatu saat kegiatan lebih dititikberatkan pada
salah satu Direktorat sedangkan layanan untuk Direktorat yang lain serta dari luar
perusahaan menjadi prioritas berikutnya. Hal ini bisa saja terjadi apabila keperluan
dari dalam Direktorat tersebut memang sedang mendapat perhatian terkait dengan
sasaran perusahaan atau urgent. Namun hal ini belum pernah terjadi dan apabila
memang ada sifatnya insidentil tidak permanen.
3. Keterlibatan Orang
Dalam melaksanakan proyek penelitian, maka
penetapan SDM yang terkait dalam rangka mempercepat penyelesaiannya sangat
penting. Penetapan ini
meliputi yang berkaitan dari aspek teknis maupun non teknis atau bagian
pendukung. Aspek teknis umumnya untuk SDM yang mempunyai kompetensi sejenis
sehingga hasil penelitian lebih bersifat objektif dan lebih dalam dan
mendapatkankan suatu kesimpulan baik. Hal ini terkait dengan asas kepuasan pelanggan yang berprinsip pada
ketepatan dan kecepatan pengerjaan proyek.
4. Pendekatan Proses
Pada setiap proyek pelaksanaannya mengikuti proses
bisnis yang telah ditetapkan dan disepakati. Proses ini disesuaikan dengan alur
dari organisasi yang sangat menunjang kelancaran bisnis dari Fungsi Penelitian
& Laboratorium. Jadi pada setiap proyek selalu dilengkapi dengan
dokumen-dokumen terkait seperti dokumen dari layanan pelanggan, kemudian dari
bagian teknis seperti proposal, dari bagian pendukung seperti pengadaan data
baik data laboratorium maupun data literatur.
5. Pendekatan Sistem Terhadap Manajemen
Dilakukannya pendekatan antara organisasi
eksisting dengan organisasi bagi pekerja yang harus mengikuti sistem manajemen
mutu ISO 9001:2000. Ternyata sistem dapat diselaraskan antara sistem mutu pada
ISO 9001:2000 dengan kegiatan manajemen penelitian. Contoh adanya permintaan
dari suatu rapat manajemen yang bersifat operasional menginginkan data bahan
bantu proses
yang sifatnya untuk peningkatan efisiensi,seperti seleksi katalis. Hal ini
dapat direspon dengan ISO 9001:2000 dengan menggunakan sarana pilot plant
dengan membandingkan beberapa katalis sejenis. Data dari hasil seleksi dapat direkomendasikan
kepada Kilang yang akan melakukan seleksi katalis sehingga kilang tersebut
mempunyai referensi katalis yang akan dapat memberikan keuntungan lebih bagi
perusahaan.
6. Peningkatan berkelanjutan
Adanya ide-ide merupakan hal yang sering terjadi
di saat melakukan evaluasi. Pada kaji ulang manajemen dilakukan evaluasi secara
menyeluruh dan setiap tahun adanya peningkatan jumlah pekerjaan/project.
Project yang dilakukan dapat dalam bentuk hasil yang selesai satu kali dan
telah dapat diimplementasikan pada pelanggan di unit pengolahan atau dapat juga
berlanjut untuk tahap berikutnya. Dapat juga ide timbul berpijak dari hasil
pencapaian proyek sebelumnya, sehingga akan dapat diusulkan sebagai saran
peningkatan baik pada sistem maupun produk. Salah satu contoh, hal-hal yang
semula dianggap cukup menyulitkan untuk dijalankan pada saat awal, maka
kemudian dianggap perlu dilakukan penyederhanaan sehingga pelaksanaan sistem
menjadi lebih mudah dan
diharapkan dapat meningkatkan motivasi bagi pelaksana.
7. Pendekatan Fakta Untuk Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan berdasarkan pendekatan ini
merupakan yang paling efektif karena berdasarkan data hasil uji laboratorium
maupun hasil kajian literatur ataupun data hasil pengerjaan menggunakan sarana
lain seperti unit pilot plant. Umumnya data-data yang diperoleh akan diolah
terlebih dahulu serta dari pengambilan keputusan ini akan menjadi bentuk
rekomendasi baik rekomendasi
penerapan maupun untuk pemilihan atau seleksi penggunaannya.
8. Hubungan Pemasok
Hubungan antara pemasok dengan yang menerima
pasokan hendaknya dalam prinsip saling menguntungkan. Dalam hal penelitian
dengan pemasok yang
memasok data adalah untuk kepentingan perusahaan. Pemasok mengetahui data yang
diperlukan untuk pengambilan keputusan akan diambil dari pihak yang dapat
dipercaya. Seperti penggunaan atau penunjukan laboratorium yang
terakreditasi sehingga dapat memberikan data yang dapat dipertanggungjawabkan.
0 komentar:
Posting Komentar