Belajar
merupakan peristiwa sehari-hari di sekolah. Belajar merupakan hal yang
kompleks. Kompleksitas belajar tersebut dapat dipandang dari dua subjek, yaitu
dari siswa dan guru. Dari segi siswa belajar dialami sebagai suatu proses.
Siswa mengalami satu proses mental dalam menghadapi bahan belajar. Bahan
belajar tersebut berupa keadaan alam, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia, dan
bahan yang telah terhimpun dalam buku-buku pelajaran. Dari segi guru proses
belajar tersebut tampak sebagai perilaku belajar tentang sesuatu hal. (Dimyati,
1999: 17).
Kunci dalam
rangka menentukan tujuan pembelajaran adalah kebutuhan siswa, mata pelajaran,
dan guru itu sendiri. Berdasarkan kebutuhan siswa dapat ditetapkan apa yang
hendak dicapai, dikembangkan dan diapresiasi. Berdasarkan mata pelajaran yang
ada dalam petunjuka kurikulum dapat ditentukan hasil-hasil pendidikan yang
diinginkan. Guru sendiri adalah sumber utama tujuan bagi para siswa. (Hamalik,
2003: 76)
Dalam hal ini,
penulis sependapat dengan pandangan bahwa proses pembelajaran adalah suatu proses
membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari.
Pandangan ini
didukung oleh para pakar yang berorientasi pada kehidupan masyarakat. Sekolah
dalam masyarakat adalah suatu integrasi. Pendidikan adalah di sini dan sekarang
ini (G.E. Olson: 1945). Menyatakan bahwa Tujuan pembelajaran ialah
mempersiapkan siswa untuk hidup dalam masyarakatnya. Sekolah berfungsi
menyiapkan siswa untuk menghadapi berbagai masalah dalam kehidupan, mereka
bukan dipersiapkan untuk menghadapi masa depan yang lebih jauh, 10 atau 20
tahun ke depan, melainkan untuk memecahkan masalah-masalah sehari-hari dalam
lingkungannya, di rumah dan di masyarakat. Karena itu, para siswa harus
mengenal keadaan kehidupan yang sesungguhnya dan belajar memecahkannya.
0 komentar:
Posting Komentar