Minggu, 14 April 2013

GURU MADRASAH GAPTEK?

Salah satu kegiatan terpenting dalam proses pendidikan adalah kegiatan belajar mengajar. Menurut Oemar Hamalik (2001:48), proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang di dalamnya terjadi proses siswa belajar dan guru mengajar dalam konteks interaksi edukatif antara guru dan siswa, sehingga terdapat perubahan dalam diri siswa baik perubahan pada tingkat pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan atau sikap. Oleh karena itu, interaktif dan perubahan (pengetahuan, pemahaman dan sikap) menjadi landasan penting dalam membangun pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik. Sedangkan dlam kawasan kajian manajemen pendidikan Islam, isu strategis dalam pembelajaran di Indonesia, salah satunya adalah masih kurang variatifnya pembelajaran pendidikan agama Islam di kalangan guru madrasah. Hal ini menjadi persoalan stragegis yang membutuhkan kerja keras dan solusi cerdas dari segenap stakehorders pendidikan agama Islam Sementara itu dalam al-qur’an disebutkan: serulah (manusia) kepada jalan TuhanMu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yan lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa dalam memberikan materi pendidikan keagamaan juga dengan menggunakan metode pembelajaran yakni dari hikmah dan pelajaran yang baikdan perdebatan yang santun. Maka dari itu, fungsi pembelajaran merupakan sesuatu yang tidak tergantikan dalam dunia pendidikan. Setali dengan guru, pembelajaran merupakan aspek-aspek fundamental yang sangat mempengaruhi out put pendidikan. Apabila guru dan pembelajaran dikelola dengan baik akan membawa pengaruh kepada peningkatan mutu pendidikan. Demikian pula sebaliknya, bila guru dan pembelajaran dikelola dengan tidak semestinya, akan berdampak pada penurunan mutu pendidikan secara lebih global. Konsekuensi dari itu, di era sekarang, pengembangan media pembelajaran menjadi sesuatu yang tidak terelakkan. Sekolah maupun madrasah berupaya secara insentif memperbarui dan melengkapi media pembelajaran. Bahkan demi mengejar hal itu, banyak diantara sekolah / madrasah melalui Rencana Anggaran dan Kegiatan Sekolah (RAKS)-nya rela mengucurkan dana yang terhitung besar. Hal ini mungkin bagian dari tuntutan masyarakat kepada satuan pendidikan yang menghendaki hadirnya pembelajaran berbasis TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) di tempat mereka. Kebijakan ini, pada akhirnya juga memberikan pengaruh pada orang tua/ wali murid. Orang tua / wali murid dilibatkan dan dimintai sumbangan untuk menanggung juga pembiyayaan pengadaan media pembelajaran berbasis TIK dengan jumlah yang lumayan besar. Naasnya, keseriusan sekolah / madrasah dalam memperbarui media pembelajaran terganjal dengan ketidakcakapan sebagian guru menggunakan media pembelajaran berbasis TIK sebagai salah satu cara dalam menyampaikan materi. Hal ini dikarenakan di dalam persepsi para guru tersebut, terutama yang senior, sepuh, dan gaptek (gagap teknologi). Ada asumsi bahwa mereka enggan menggunakan media pembelajaran berbasis TIK dikarenakan takut rusak. Kalau sudah rusak, mereka dikenakan biaya ganti / service. Untuk itu, guru sekolah / madrasah hendaknya dengan mengetahui penggunaan dan manfaat dari media pembelajaran. Hal ini dilakukan agar guru tidak nervous apalagi merasa gaptek dalam menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran. Persoalannya bagaimana dengan guru-guru yang mengajar di sekolah-sekolah “miskin”? Hendaknya pihak pemerintah maupun organisasi profesi guru aktif melakukan transfer teknologi media pembelajaran kepada guru-guru tersebut. Dengan demikian disparitas kompetensi penggunaan media pendidikan di kalangan para guru akan terpangkas. Inilah mungkin yang menjelaskan tentang problem belum adanya sebagian besar guru yang mampu mengembangkan media pembelajaran pendidikan agama Islam di kalangan madrasah secara mandiri juga menjadi salah satu faktor mengapa pengembangan pembelajaran pendidikan agama Islam menjadi macet.

1 komentar:

bkksmkn1selong mengatakan...

manfaatkan TIK untuk kemaslahatan dan kemudahan hidup ...

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting